Friday, July 16, 2010

Tidak Bisa Melanjutkan Sekolah, Anak Bunuh Diri

Ditengah hiruk pikuknya pemberitaan kasus korupsi di negeri ini, dimana para pejabat seakan berlomba-lomba untuk memperkaya diri sendiri, Anggota DPR yang katanya membela rakyat kecil dan rakyat miskin namun malah sibuk memikirkan kepentingan partai bukan kepentingan rakyat dan ujung-ujungnya duit (UUD).

Sangat ironis, disaat mereka sibuk berdebat dan mencari kesalahan satu sama lain, disaat mereka sibuk mencari kebijakan hanya untuk kepentingan pribadi, puluhan bahkan ratusan rakyatnya menangis karena kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemimpin mereka. 
Belakangan ini berita-berita banyak mempublikasikan dampak dari kebijakan-kebijakan yang tidak berjalan bahkan tidak pro rakyat. Seorang bocah laki-laki berusia 11 tahun ditemukan tewas gantung diri sebuah warung kosong dalam pasar penampungan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Diduga bocah tersebut tewas gantung diri malu karena tidak bisa sekolah.

Salah satu warga, Agustin mengatakan korban yang diketahui bernama Basir ditemukan sekitar pukul 17.00 WIB di dalam warung. Warga juga sempat membawa korban ke seorang bidan dan klinik namun nyawanya sudah tidak tertolong lagi. "Waktu ketahuan, korban sudah tergantung dengan tali plastik warna biru," katanya. Saat ditemukan, ibu korban sempat memotong tali yang digunakan untuk menggantung.

Korban yang sehari-harinya mencari barang bekas di sekitar Pasar Minggu diduga melakukan aksi nekatnya karena malu tidak bisa melanjutkan sekolah. "Dia  malu karena dia pernah minta untuk melanjutkan sekolah tapi ditolak oleh keluarganya alasannya tidak ada biaya," tambah Agustin. Sebelum ditemukan, korban diketahui memang disuruh oleh pamannya untuk membeli rokok di warung. Namun, belum sampai ke warung rupanya korban langsung melakukan aksi nekatnya.

Pada bulan Mei yang lalu di provinsi Riau, seorang anak SD tewas gantung diri akibat orang tuanya tidak mampu membiayai untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SMP. Putra pertama dari 4 bersaudara pasangan Alumi Zaro (35) dan Lestari Zay (31) warga asal Kabupaten Nias, yang tinggal di Dusun Sidodai, Desa Buantan Besar, Kecamatan Siak, ini, ditemukan sudah tidak bernyawa oleh tetangganya.

Seorang siswa SMPN 3 Nguling, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur yang baru saja melaksanakan ujian nasional (UN) mencoba bunuh diri karena orang tuanya miskin dan tidak mampu membiayai untuk melanjutkan sekolah.

Anak pertama pasangan Joko Sastro dan Sumiarni, bernama Ainul Basori, itu mengaku dirinya terpaksa bertindak nekat, karena putus asa, sebab orang tuanya tak mempunyai biaya lagi untuk dirinya ke jenjang SMK.

Itu semua adalah fenomena pendidikan di negara kita dikarenakan kebijakan-kebijakan pemerintah yang belum berjalan secara keseluruhan. Kalau saja Program Pendidikan Gratis sudah dijalankan secara keseluruhan di negara ini tidak akan ada lagi kasus bunuh diri yang dikarnakan tidak bisa melanjutkan sekolah karena tidak ada biaya. Fenomena-fenomena inilah yang seharusnya pemerintah cepat tanggap bukan hanya berdebat memperebutkan kekuasaan dan berlomba-lomba mencari kekayaan.

No comments:

Post a Comment

Thanks for comment here